Minggu, 29 April 2012

Berhentilah Mengabdi Ditepi Jurang


Banyak dari sejumlah manusia yang model pengabdiannya seperti dalam Surat 22:11 ini. Bila dia diterpa kemanisan hidup maka tetaplah dia dalam sikon itu dengan adem ayem. Namun bila dia diterpa kesusahan dan fitnah, diapun berpaling langkah, murtad.

Kasus yang terjadi dalam ayat ini adalah seperti yang pernah diriwayatkan  IBNU Mardawaih yang bersumber dari Ibnu Mas'ud dikemukakan bahwa  seorang yahudi masuk  Islam , lalu  dia  menjadi buta dan hartanya habis serta anaknya mati. Dia menganggap bahwa Islamlah yang menyebabkan dia bernasib sial. Sehingga diapun berkata : Aku tidak pernah mendapatkan keuntungan/kebaikan dari Agama ini, mataku menjadi buta, hartaku habis dan anakku pun mati.

Riwayat lain menceriterakan : Dari Ibnu Abbas  bahwa Ada seorang laki-laki datang ke Madinah, ingin memeluk Islam. Ia memuji-muji agamanya manakala dia istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya berkembang biak. Namun sebaliknya dia akan memcaci maki agamanya manakala istrinya tidak melahirkan anak laki-laki dan kudanya tidak berkembang biak (HR. Bukhori)

Agaknya seperti inilah gambaran manusia yang beribadah saat ini, yang dituangkan Allah lewat AyatNya yang MULIA  surat AL_HAJJ ayat 11 yang berbunyi :

22:11

Artinya : 
Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah berada ditepi/dijurang. Maka jika dia memperoleh yang baik/keuntungan, tenanglah dia di situ. Namun jika dia ditimpa ujian/fitnah/ kesusahan/bencana, diapun berbelok kebelakang. Dia merugi dunia hingga akhirat. Itulah kerugian yang serugi-ruginya.


Pada kenyataannya banyak orang yang mengabdi kepada Allah hanya sekedarnya saja, hanya mau dipinggirannya belaka atau ditepian saja. Lebih anehnya lagi, mereka baru semangat mengabdi kalau ada untungnya (cair), sementara bila tak mendapatkan keuntungan, semangatnyapun LUNTUR, celakanya lagi lari dari aqidahnya = MURTAD

Bagaimanakah dengan Anda sendiri ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Utarakan nuansa anda, karena tidaklah mungkin membaca tak ada nuansa yang terasa, sebab kita punya jiwa,dan kita bukanlah batu.