Rabu, 23 Maret 2011

(Sebuah Ajakan Iman dan moral) Al-Qur'an sebagai Sistem Iman Utama seorang Muslim

Sudah sekian panjang usia Kitabullah yang satu ini, kalau dihitung sejak Nabi Muhammad saw maka usia Al-qur'an ini sudah lebih dari 1440 an tahun. Namun kalau dilihat dari isinya, Alqur'an ini sudahlah jauh jarak  dan usianya dibandingkan sejak dipopulerkan oleh Nabi Muhammad saw karena telah lama berada dalam wadah  LAUHUL MAHFUZH. Artinya sudah tak terhitungkan lagi lamanya usia Alqur'an yang Mulia ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa Ayat-AyatNya telah ada sejak pertama sekali Allah berfirman.
Sekarang ini, ada penilaian miring dalam pandangan Ummat kebanyakan mengenai Al-qur'anul Karim, mirip agaknya sebagai sebuah sentimen belaka, satu diantaranya adalah Qur'an itu tak boleh dikaji sembarangan, dibahas kali nanti sesat, jangan terlalu dalam nanti jadi teroris, jangan serius kali nanti gila, dan sebagainya.
kalau Ummat kebanyakan ditanya : mengapa mereka berkata begitu ? mereka sebagiannya menjawab kan sudah banyak buktinya "itu lihat dijalan-jalan banyak yang gila" lihat juga di TV mereka semuanya jadi teroris". Sebahagian yang lainnya Takut salah, dan yang lebih parahnya lagi ada pula yang menyebut "nanti sesat mempelajari Al-qur'an".
Akhirnya apakah image yang terbentuk dalam pandangan AWAM ? mereka jadi PHOBI dan ALERGI dengan Kitabullah. Lebih jauh lagi apa dampaknya ? lahirnya prilaku menjauhi makna Ayat-ayat Allah, mengecilkan Kalimat-kalimat Allah seolah ada urusan yang lebih besar lagi dari sekedar memahami Al-Qur'an. Apakah kita semua tidak prihatin akan kondisi ini ?
Kalimat macam apa yang menakut-nakuti ummat  terhadap Ayat-ayat Allah ?  Apa pula maksudnya kata-kata itu ? Apakah alasan seperti itu bisa dibenarkan dilontarkan kepada orang-orang yang mencintai makna Al-qur'an ? . Pantaskah perkataan itu dilontarkan hanya untuk menghasut ummat yang tak tahu apa-apa ? Pertanyaannya lagi apakah kalimat itu akan bisa menyadarkan Ummat kalau dia menjauhi Al-qur'an?. Apakah ucapan itu tak punya maksud-maksud Hitam terhadap generasi-generasi Qur'ani ? Apakah motivasinya ? apakah takut kehilangan Ajang/lapak dalam kalangan Ummat ? Atau malah sebaliknya apa kalimat itu bukan karena ketakutan pembesar ulama / kiyai/ ustadz/ atau da'inya  belaka dalam mendidik ummatnya yang kalau diajarnya benar ummatnya bisa malah lebih cerdas dari tuannya ? atau apakah kalimat itu dikeluarkan agar ummat tidak lari dari Ustadznya  (agar tetap tercipta budaya kultus) ? padahal kalau ummat lari dari Kitabullah itulah yang paling berbahaya dari semua keinginan semu ingin dihargai, dihormati dan disanjung puja bak idola.
Adakah rupanya Kitab yang paling baik, paling benar dan paling mampu menjawab semua tanya  selain Kitabullah ?. atau sebanding dan setandingkah Al-qur'an ini dengan kitab-kitab yang selama ini dijadikan rujukan kajian tiap kelompok /golongan/ ormas / mazhab ?. dan akan sesatkah orang yang mempelajari Al-qur'an untuk mencari cahaya terang penuntun jalan  hidupnya ? jawablah dengan semua kejujuran diri, jangan pakai alasan yang asalan guna membenarkan kedustaan diri.

Kalau jawabannya "masih ada kitab yang lebih baik, lebih benar dan lebih mampu menjawab semua tanya selain Kitabullah ? maka tunjukkanlah hujjahmu, panggilah semua orang yang engkau rasa mampu untuk membuat, menyamai atau  bahkan yang engkau anggap mampu menandingi Ayat-ayat Nya. Kalau lah Kalamullah ini sebanding dengan kitab yang kerap dikaji/dijadikan bahan kajian ummat kelompok, golongan, ormas dan mazhab  berarti orang itu sudah lepas kendali dari imannya sendiri. Kalau masih ada yang mengatakan membahas Kitabullah  bisa jadi sesat atau jadi teroris,  maka ketahuilah  itu sama saja kita menyatakan bahwa Al-QUR'AN ITU KITAB yang menyesatkan. Kami berlindung kepada Allah dari perkatan keji seperti itu. Padahal kalamullah itu sendiri yang menyatakan AL_QUR'AN itu  HUDALLINNAS  ( Petunjuk bagi manusia, dan ini artinya kalau dia manusia maka dia akan mengerti arti petunjuk, tapi kalau dia bukan manusia (seperti permisalan Hewan) maka dia akan tetap tersesat ), Bahkan dilanjutkan lagi bahwa AL_QUR"AN itu  BAYYINAT  minal Huda (penjelasan tehnis yang mubin , diurai/ditafsirnya sendiri ayat-ayatNya ), dan bukan hanya itu saja  bahkan AL_QUR"AN itu AL- FURQON (pembeda/pemisah salah benar, terang dan gulita, kafir dan Islam, dunia dan akhirat, jasmani dan rohani dan lain sebagainya).

Mana Kitab yang berani mengklasifikasi semua rasa, semua pola fikir, semua pola tingkah manusia ?. Adakah Kitab yang legitimit yang berani maju ke depan menjelaskan dirinya masuk syurga atau neraka, beriman atau kafir dan munafiq, sesat atau berpetunjuk ?  Ketahuilah Tidak akan pernah ada selain Kitab ini. Inilah Kitab itu, Inilah Kitab yang tiada ragu menjelaskan semua hal itu, karena memang cuma Kitabullah ini yang LAA ROIBA. Inilah kitab yang dita'ati malaikat di alam sana, bahkan Iblispun mundur karenanya.

Adakah manusia dan ummat islam yang mau menerimanya secara zhohir dan bathin tanpa menyanding, membanding, menandingkan dan menggandingnya dengan Kitab yang lain ?
Adakah manusia  atau ummat Islam ini yang mau menjadikannya sumber acuan IMAN dan HIDAYAH ? soalnya karena memang tidak ada lagi kitab yang mampu meligitimasi iman seseorang selain Kitabullah , apa dia beriman, nifaq atau kafir. Lagi pula Karena memang tiada yang mau jika imannya ditentukan  oleh kitab erek-erek , juga karena memang tiada yang suka imannya distandarkan dengan Kitab empu-empu lain dn sutasoma....2 lain., dan karena memang tiada yang bersedia Imanya dilegitimasi oleh ucapan manusia (retorika budaya), bahkan  karena memang tiada yang mau Imannya dikoreksi dengan kitab-kitab yang begitu banyaknya dikaji manusia seolah lebih penting dari Kitabullah itu sendiri.

Mau atau tidak, Kitabullah itu tidak akan  pernah berubah, sedang Kitab yang lain itu yang berubah, ucapan kita yang berubah, iman kita yang selalu guncang dan bergeser-geser dan berobah-obah serta pola prilaku kita saja yang tak menentu jalannya. Namun KALAMULLAH  TIDAK, never fore ever. Kalamullah itu yang tetap konsisten, jadi sebagaimana mulanya, terpelihara sebagaimana  akhirnya hingga ukhrowi.  Suka atau tidak suka, Alqur'an itu akan menjadi petunjuk buat mereka yang tersesat jalan. Sadar atau tidak Kitabullah itu akan tetap menjadi sistem solusi  bagi segenap persoalan yang tengah dihadapi manusia dari semua sisi hidupnya.

Oleh sebab itu, berhentilah menakut-nakuti manusia terutama ummat ini untuk tidak mengaqrabkan  diri dengan Ayat-Ayat suciNya, karena itu berarti  kita menjadi orang-orang  yang menghempang jalan Allah atau menghalang-halangi hambanya ke jalan yang benar.
Mengapa tidak langsung  sujud  saja  sebagaimana laiknya orang yang mendengar di qiro'ahkan Al-qur'an ?
Mengapa tidak mau mentadabburinya sebagaimana orang yang terbuka hatinya dan mencari pengetahuan yang berguna buat dunia dan akhiratnya ?
Mau mencari Kitab yang mana lagi rupanya ummat ini ? Padahal Kitabullah inilah dasar hudan dan Hudan Dasar segalanya. Sekalipun ada Kitab yang dikarang oleh orang sholih, ITU hanyalah Bayan saja, dan tidak akan sampai nilainya  sebagai HUDAN. Bahkan Beda sangat kontras antara Al-Qur'an dengan Kitab yang lain adalah KITABULLAH  ini DINUZULKAN , sedang kitab yang lain itu DIKARANG. Artinya Kitab yang lain Hanyalah HASIL KARANGAN seseorang, sedang KITABULLAH itu BUKAN hasil mengarang, melainkan HASIL FIRMAN ALLAH, QOULUN ALLAH, KALAMULLAH. Kitab yang lain nilainya IFTARO, sedangkan KITABULLAH nilainya HAQQ.

Semoga uraian ini ada manfa'atnya  dan kalaulah berjodoh semoga Allah menambah tebal Iman Kita kepada Kitabullah Kalam Indah nan dinanti kesaksiannya  diakhirat. Amin Ya Robbal'alamin.

3 komentar:

  1. apakah sekarang ini kita belum bisa dikatakan beriman hanya dengan bisa membaca Al-qur'an , bang ? yang saya fahami dari artikel ini seprtinya tak cukup ya bang ? jadi bagaimana harusnya ?

    BalasHapus
  2. gila kenapa semua orang bagai anti Qur'an ? apa karena orang islamnya yang perlu diprotes atau kitabNya ?

    BalasHapus

Utarakan nuansa anda, karena tidaklah mungkin membaca tak ada nuansa yang terasa, sebab kita punya jiwa,dan kita bukanlah batu.