Kamis, 28 April 2011

Berhentilah kalian mengkambing hitamkan Agama Allah ini


Kata Teroris saat ini dicitrakan ke Islam, apapun topik kerusuhan yang terjadi ujung-ujungnya Islam juga yang jadi korban, tak adakah permainan kalian yang lain sehingga agama pun kalian main-mainkan sebagai pengalih publik demi melanggengkan kekuasaanmu, wibawamu, namamu, kekayaanmu dan segudang syahwat dan hawa nafsumu ?. Apa hal yang membuatmu tertipu/terperdaya hingga tak mau rujuk pada Tuhanmu ?. Apa salah ISLAM pada dirimu hingga marahmu tak bisa pupus ? Islam tiadalah salah, jangan jadikan dalih/alasan untuk mencitrakan Islam dalam posisi yang buruk. keburukanmu sendiri akan menimpa dirimu sendiri. Devender of Islam tidak perlu dicari, mereka akan hadir sendiri manakala Islam sebagai Agamanya tertindas dan Itu sudahlah menjadi satu keputusan yang tak bisa diganggu gugat.   

Teroris adalah sosok penteror yang dilatarbelakangi oleh motif yang sangat beragam. Kita menyadari bahwa suatu prilaku tidak mungkin hadir begitu saja tanpa sebuah motif atau paradigma. Misalkan seseorang yang selalu memberi/berderma, prilaku itu muncul dari beberapa motif yang bisa kita rekam, tapi belum bisa kita tentukan dari motif yang mana prilaku itu muncul. Orang yang berderma bisa dilatar belakangi oleh motif : cari nama, cari pengaruh dan dukungan, karena kasihan/iba, karena ingin menonjolkan diri, karena ingin mempraktekkan teori, karena orang kaya/punya, karena merasa mulia, dan lain sebagainya. Begitu banyaknya motif seseorang yang bisa ditebak hanya dari satu prilaku yang dilahirkannya. Begitupun halnya dengan Teror yang terjadi di Indonesia ini. Teror bisa saja terjadi dimana saja dan oleh siapa saja tanpa terkecuali. Apalagi ketika seseorang punya kekuasaaan, kekuatan maka akan sangat  memungkinkan prilaku teror ini terjadi, misalkan antara Pihak Penguasa dengan rakyatnya, antara bos kerja dangan anak buahnya. Prilaku itu dianggap sah-sah saja, bila bos mengintimidasi anak buahnya, kalau tak dikerjakan kupecat, kalau tak dilayani di PHK dsb. Begitupun Penguasa, begitu banyaknya cara mendikte dan mengancam serta menteror apa dan siapa saja yang berada dalam teritorialnya. Contoh Siaran TV, berita, dan penyuguhan tontonannya begitu banyak berita yang menyudutkan wong cilik, artis yang tersandung kasus, dan terutama masuk dalam daftar FITNAH adalah Islam dengan Ajarannya saat ini.
Semarak dibicarakan dalam kalangan muslim dan non muslim, dari tingkat bawah sampai tingkat atas, mengomentari satu topik yaitu <b>MUJAHIDIN</b>. Tinjauannya sangat tidak fair, sangat negatif dan parahnya salah meninjau persoalan pula. Bahkan banyak yang membahasnya begitu rancu dan berbau politik, tenggang dan tidak transparan. Padahal Kemurnian sebuah kata harus dikembalikan ke Bahasa dimana kata itu diambil, dan jangan dikaburkan maknanya hanya karena ucapan manusia, penilaian manusia serta prilaku yang mengatasnamakan KATA MUJAHID. Tahukah kita dari mana kata MUJAHID itu diambil ? jawabnya dari AL_QUR'AN, dan bukan dari bahasa Arab, kenapa begitu ? sebab kata tersebut tidak pernah disebut-sebut semasa zaman Jahiliyah dahulu, dan memang mereka semua tak tahu menahu tentang kata Mujahid itu. Baru kemudian Allah sebutkan bahasanya pada Nabi Muhammad SAW yang tertera dengan teks yang takkan terhapuskan sepanjang masa. Oleh sebab itu Topik yang dibicarakan itu (MUJAHID) diambil dari bahasa Islam/Qur'an, namun dalam pembahasan tinjauannya dipandang dari sudut pandang manusia. Kalau suatu Kata yang diangkat kepermukaan berasal dari Ayat Allah, maka jangan pandangan kita yang dikedepankan lebih dahulu, jangan pula kata tersebut distigmai dengan membentuk opini publik lewat media. Kembalikan penjelasan kata tersebut dalam tinjauan bahasa wahyu itu sendiri dan kemudian ditinjau dari segi Sunnah Rosul, bagaimana cara Nabi mempraktekkannya sepanjang sejarah pengejawantahan ISLAM dalam kancah pergualatan dunia.
Sudah selaiknya kita kembalikan porsi posisi kata MUJAHID itu pada tempatnya yang sesuai, agar jangan ada ajang untuk mengaku-ngaku yang bukan termasuk dalam kategori MUJAHID seperti dalam pandangan Allah sebagai penuzul kalam MUJAHID itu kelak.
Jangan karena kita penguasa lantas pemutar balik makna dan pemberitaan opini publik dengan Islam sebagai SOROTAN dianggap sah-sah saja. Bukankah Pemberitaan yang salah kaprah dan tak seimbang itu , hanyalah untuk melanggengkan kekuasaan anda semata ? tapi mengapa ISLAM yang harus juga jadi Korban dan kambing hitamnya ? Bukankah itu keterlaluan namanya ? dengan membahas Kata MUJAHID saja tapi hanya dengan sumber-sumber yang cenderung insaniyah dan jauh dari semangat Iman, walau beragam tapi itu semua hanya tinjauan sebagai manusia belaka bukan dari sudut pandang Allah dan RosulNya, apakah sudah dikatakan bagus begitu ? sedang  kita melupakan Kitabullah di mana Kata itu berasal ? bukankah dari Allah BAHASANYA ? dan sama sekali bukan dari manusia ?. Sekarang apa pernah terfikir bahwa dengan berkata soal MUJAHID terus anda tidak membentuk makna yang salah, padahal pendapat kita semua hanyalah berangkat dari tontonan yang disuguhkan dan bahkan dari yang kita dengar-dengar saja atau bahkan pengakuan beberapa gelintir orang yang konon disebut-sebut sebagai MUJAHID.
Apakah Kata Mujahid benar artinya Teroris seperti yang disetir maknanya oleh Media dalam opini publik???. Kalau benar Memang benarlah Barat menyatakan Kitab orang Islam adalah Kitab Teroris. Terus dari sisi Ummat Islam apa pembelaan mereka ? tidak ada, selain membenarkannya !, bagai pak turut dan bu turut, mengangguk-angguk tanda setuju. Apa pula buktinya ? buktinya Ummat Islam takut mempelajari Kitab sucinya sendiri. Kenapa ? karena ada tudingan miring yang disebar dalam masyarakat kalau mempelajari Al-Qur'an nanti sesat dan nanti bisa jadi teroris. kalimat dan prilaku ini saja sudah cukup jadi bukti memang ummat Islam tak punya daya bela dengan DINUL ISLAM ini. Peristiwa yang ditampilkan di TV telah menyudutkan ISLAM secara langsung dengan menampilkan sosok-sosok yang konon disebut-sebut (ngaku-ngaku) sebagai MUJAHID di TV, pihak Humas Polri pun ikut juga mensetir arah berita dengan membiarkan berita pengajian ini dan itu yang disorot tajam dan jadi Negatif bagi pengajian yang lainnya, serta terlalu tidak seimbang. Akhirnya ada dampak psikologis berat pada ummat Islam sekarang bahwa tekanan-tekanan yang ditujukan pada pengajian-pengajian telah membuat mereka ketakutan padahal pengajiannya tidak identik dengan pembuat onar, dan kekacauan.  Namun sorotan media belakangan tersebut telah memberi stigma buruk terhadap Image Islam kini dan nanti. Prilaku malas terhadap Islam bakal timbul, dan sikap yang tumbuh adalah sikap antipati bukan simpati pada Islam dan paling jauh prediksinya bakal terjadi murtad besar-besaran seIndonesia. Saat Ini MEDIA MASA telah menjadi TERORIS ISLAM paling tak bermoral bila tak bisa menyiarkan dengan seimbang bagaimana opini publik itu dibentuk. Begitupun Bisa jadi Penegak Hukum termasuk POLISI RI memang telah menjadi TERORIS bagi ISLAM  bila dalam proses pemberantasan pengebom-pengebom itu ternyata sampai merusak citra ISLAM di mata UMMATnya dan dimata Dunia. Kalau demikianlah halnya maka ketidakjernihan berfikir dan bertindak dari sekian banyak orang-orang itu telah menyudutkan atau melukai mereka-mereka yang tulus mengabdi menjadi hamba-hamba Allah di muka bumi  demi menjaga kesinambungan alam semesta ini, agar tidak semakin goncang dan bergolak, sebagaimana bergolaknya darah Abdi-Abdi Allah saat ini dengan semua fitnah terhadap ISLAM yang tak tersaringkan lagi oleh Media. Bila saja hal ini tetap terjadi akan YAKINKAH PEMERINTAH INI BAHWA BUMI INDONESIA INI AKAN BERTAHAN DALAM KETENANGAN BILA ISLAM SEBAGAI AGAMA ALAM SEMESTA INI DIUTIK DENGAN FITNAH ????. SEBEGITU YAKINKAH ORANG-ORANG INI NEGRINYA TIDAK AKAN BERGOLAK ??, BELUMKAH MENJADI BUKTI BUAT MANUSIA, BUMI TERUS SAJA BERGELIAT TAK TENTU ARAH, SEAKAN-AKAN HAMPIR SAJA PERCUMA KEBERADAAN HAMBANYA DIMUKA BUMI INI TIDAK JUGA HADIR SEBAGAI PENSTABIL DAN PENYEIMBANG SIKON YANG ADA. Apa manusia tidak tahu bahwa Langit bumi ini telah Islam  sejak dahulu kala ?. Subhanallah.

Kalau hendak menjaga, maka salinglah menjaga prilakunya secara bersama-sama. Sebab yang kita inginkan bersama adalah terciptanya kedamaian bersama yang menjunjung tinggi nilai-nilai Agama, dan tristimewa  tidak menciderai citra Islam .

3 komentar:

  1. Banyak alasan yang bisa dijadikan tolok ukur..mengapa islam jadi dalih sebuah tindakan terorisme.Menurut saya satu diantara isu islam adalah agama teroris yang ada di indonesia adalah pengalihan isu politik aja, demi kepentingan duniawi semata, mereka...yang KTP-nya islam yang notabene mereka adalah para manusia yang punya jabatan di Negara Indonesia tercinta ini..sanggup mendiskreditkan islam, seharusnya kan mereka berfikir (Penguasa/yang punya jabatan) apa yang bisa kuberikan untuk islam ini kok malah islam di diskreditkan terus ga takut ama azab Allah SWT..Menurut saya Negara/Pemerintah harus cari solusi bagaimana menuntaskan isu teroris ini, apa yang menjadi penyebab isu teroris ini begitu hangat bahkan cenderus sangat panas..ahh..capek pun awak mikirin indonesia ini..he..he..he..

    BalasHapus
  2. memang betul itu. saya setuju.

    BalasHapus
  3. kapan islam jadi kambing berwarna hitam. apa islam mau disamakan dengan kambing ?? kalaupun mau mengkambing hitamkan, maka manusianyalah yang layak tuk dijadikan kambing, karena manusia suka mengkambing hitamkan kambing. wkwkwkwkwk

    BalasHapus

Utarakan nuansa anda, karena tidaklah mungkin membaca tak ada nuansa yang terasa, sebab kita punya jiwa,dan kita bukanlah batu.